MENGHADAPI BALITA BANDEL

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

Anak bisa berubah menjadi lebih manis, asal kita mau mengubahnya. Anak balita, terutama usia 3-4 tahunan, memang masa-masanya aktif dan terkadang susah diatur. Jika sudah menginginkan sesuatu, harus dituruti dan susah dinasihati. 

“Ma jajan, Ma mau lagi, Ma minta itu,” dan rengekan permintaannya yang lain. Kalau tak dituruti ia ngamuk, menangis, dan mungkin menendang-nendang ibunya. Mungkin sebelumnya sikap anak ibu lebih manis, namun di usianya yang sudah 3 tahunan ini menjadi banyak bertingkah dan susah sekali diatur. Pada usia ini balita memang ingin mengekspresikan emosinya, terkadang dengan ekspresi yang negatif, yakni memukul, membantah, dan berkata negatif. 

Ibu sebagai orangtuanyalah yang harus pintar-pintar menghadapinya supaya sikap susah diaturnya ini bisa berubah dan tak kelewatan. 

Ibu juga bisa menghadapi sikap si kecil yang susah diatur dengan cara : 

• Bersikap tegas Jika Anda selama ini sering menuruti kemauan anak dan berujung pada sikapnya yang sulit diatur, coba diubah. Anda bisa tegas berkata ‘tidak’ saat dia menginginkan sesuatu. Bersikap tegas terhadap anak ini bukan berarti kita tak menyayanginya. Namun, pembelajaran untuknya bahwa segala sesuatu yang diinginkannya tak harus dituruti, apalagi untuk hal yang kurang penting. Selain itu, anak pun akan belajar bahwa orangtua menyayanginya bukan dengan cara menuruti apa pun keinginannya. Misalnya, anak selalu merengek minta jajan, padahal ia sudah habis Rp7000,00 sebagai jatah jajan sehari. Jika ia merengek ingin jajan lagi, katakan ‘tidak’ dengan tegas. Hal ini bukan berarti Anda pelit, namun sebagai bagian dari mengendalikan perilakunya yang sulit diatur. 

• Berikan perhatian Perhatian bisa diberikan kepada si kecil, misalnya ketika dia membantah saat disuruh mandi. Ibu bisa merangkulnya sambil membuka kausnya dan berkata, “Lihat nih Dek, di kulitnya banyak kuman, kalau nggak mandi nanti bisa tambah banyak. Mama kan nggak mau Adek sakit.” Hal seperti ini akan membuatnya merasa disayangi dan mau menuruti nasihat Anda. 

•  Memberi penghargaan jika ia berperilaku positif Saat anak ibu bersikap positif atau berhasil melakukan sesuatu, beri dia pujian maupun hadiah. Hal ini akan membuatnya senang. Selanjutnya, ia pun akan lebih suka bersikap positif karena akan mendapat pujian atau hadiah dari ibu. Sesekali, melakukan kesepakatan dengannya untuk bersikap atau melakukan hal positif lalu diberi hadiah juga bisa diterapkan. Sebagai contoh misalnya, “Dek, kalau setiap hari Adek mau bobok siang, Mama nanti mau beliin sepeda.” 

• Tekad kuat Supaya sikap anak Anda bisa berubah menjadi anak yang manis dan mudah diatur, Anda harus punya tekad yang kuat. Jangan mudah luluh setiap kali ia merengek dan mengatakan ‘ibu jahat’. Tetap berada pada tekad awal untuk tidak selalu mengikuti keinginannya akan membuat anak bisa mengendalikan diri dan emosi, bahwa orangtua menyayanginya bukan berarti harus menurutinya. 

• Konsisten dengan aturan Buat aturan yang jelas dan konsisten sehingga mudah dijalankan, apalagi untuk anak-anak balita. Misalnya, aturan makan siang jam 12.00, mandi sore jam 16.00, tidur malam jam 20.00, dan lain-lain. Ibu juga harus menjelaskan dampaknya jika kegiatan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan waktunya. “Setiap jam 12.00, waktunya Adek makan siang, kalau telat, bisa sakit maag. Kalau Adek sakit, nanti tidak bisa main sepeda. Adek tak ingin sakit kan?” ibu bisa menjelaskan seperti itu kepadanya. 

• Introspeksi Jika usaha yang telah ibu lakukan ternyata tak bisa mengubah perilaku anak yang sulit diatur, ibu perlu melakukan instrospeksi. Bisa jadi, selama ini penyebab anak tidak mau menurut pada orangtuanya berasal dari ibu sendiri. Bagaimana ibu memperlakukan si kecil saat menyuruhnya, melarangnya melakukan sesuatu, membentak, bisa saja membuatnya jadi sulit di atur.  

ref : Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud , Subuh dan Dhuha