Budayakan Membaca Sejak Dini

Gangguan Pencernaan Bisa Menghambat Kecerdasan Anak


Proses tumbuh kembang yang optimal, anak membutuhkan nutrisi yang baik. Tapi gangguan pencernaan bisa menghambat kecerdasan anak. Mengapa? Cek di sini ya!

Setiap ibu pasti ingin memiliki anak yang sehat dan cerdas. Berbagai cara dilakukan untuk mendukung proses tumbuh kembang anak. Mulai dari pemberian nutrisi dengan memberikan makanan yang bergizi, vitamin hingga memberikan stimulus untuk merangsang anak menjadi cerdas.

Sayangnya, kebanyakan dari kita sering mengabaikan gangguan pencernaan anak. Padahal bila anak memiliki saluran pencernaan yang sehat, tubuhnya jadi punya stamina yang baik dan bisa kuat melawan berbagai penyakit. Seperti yang disampaikan oleh Prof. DR. Soebijanto Marto Sudarmo, Dr, SpA (K) dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dalam acara pencanangan Happy Tummy Council yang diprakasai Nestle. “Amat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan saluran cerna, karena 70%-80% pembentukan sistem daya tahan tubuh berasal dari saluran cerna,” katanya.

Lantas apa hubungan kecerdasan anak dengan gangguan saluran pencernaan? Seperti yang ibu tahu, untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal, anak membutuhkan nutrisi. Makanan sehat yang dikonsumsi anak akan diserap tubuh dan digunakan untuk proses tumbuh kembangnya. Jika anak mengalami gangguan fungsi pencernaan, seperti konstipasi, diare, kolik dan gangguan pergerakan usus, maka zat gizi dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Karena tubuh tidak mampu menyerap gizi dengan sempurna. Ketidakseimbangan zat gizi dalam tubuh akan mengganggu tumbuh kembang anak dan menghambat kecerdasan anak.

Saat ini dikembangkan istilah good brain axis, dimana tumbuh kembang anak yang baik memiliki kemampuan komunikasi dua arah yang baik yang didukung oleh kemampuan otak. Saluran cerna yang sehat akan bisa membuat kerja otak maksimal karena gizi yang diserap baik oleh tubuh. Jadi anak sehat pastinya cerdas berkomunikasi,” urai Dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) dari Divisi Tumbuh Kembang Anak RS. Dr. Soetomo.

Probiotik Baik untuk Pencernaan

Untuk mencegah gangguan pencernaan pada anak, maka kita wajib memberikan ASI kepada bayi, sebagai makanan utama pertama kalinya. Karena ASI mengandung probiotik yang berfungsi menjaga proses metabolisme, melapisi dinding usus dan meningkatkan kekebalan tubuh. Karena fungsinya yang baik untuk kesehatan maka probiotik disebut sebagai bakteri yang baik.

Sejak hamil ternyata kita sudah bisa membantu untuk membentuk fungsi pencernaan anak yang sehat lho. Karena menurut Dr. Ahmad Suryawan, SpA (K), ibu hamil yang mengomsumsi makanan yang mengandung probiotik maka bayi yang dilahirkan akan memiliki fungsi pencernaan yang sehat. Probiotik bisa didapatkan dalam makanan yang diperkaya oleh bakteri seperti Lactobacillus rhamnosus dan Bifidobacterium seperti mengonsumsi yoghurt selama hamil. “Banyak yang menganggap, masalah konstipasi adalah masalah genetik. Karena sejak bayi dalam kandungan, Ibu bisa mencegah masalah gangguan pencernaan dengan mengonsumsi probiotik yang bisa membantu menyeimbangkan flora usus dengan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik,” imbuh Dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) yang ikut menjadi pakar kesehatan yang membantu mengedukasi para orangtua untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan anak dalam kegiatan Happy Tummy Counsil.

Stres Bisa Akibatkan Gangguan Pencernaan

Pada umumnya gangguan pencernaan juga erat dikaitkan dengan masalah anak sulit makan. Anak yang sulit makan bisa mengakibatkan tumbuh kembangnya tidak optimal. Sebelum memberikan bermacam-macam suplemen penambah nafsu makan, sebaiknya kita memperhatikan kondisi anak saat makan. Sebab, anak yang mengalami stres atau tekanan ternyata bisa mempengaruhi fungsi saluran cerna.

Seperti yang dikatakan oleh Rini Hildayani, M, Si, Psikolog Anak dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, kebanyakan orangtua sering memaksakan anak untuk menghabiskan satu porsi makan yang sajikan dan tidak jarang juga orangtua yang memaksa anak untuk segera menghabiskan makanan. “Anak membutuhkan suasana yang menyenangkan saat makan. Jika dalam kondisi yang penuh tekanan bahkan kata-kata kasar akan membuat anak stres dan ini mempengaruhi pola makan dan mengganggu fungsi pencernaannya,” kata Rini, M,si.

Untuk itu mengatasi gangguan percernaan karena dampak psikologis yang dialami anak, maka orangtua perlu bersikap sensitif dan responsif. Dimana Ibu, dituntut untuk lebih sensitif terhadap perilaku anak saat makan. Jika anak terlihat tidak bersemangat saat makan, cari tahu penyebabnya. Bisa saja, anak tidak menyukai menu yang disajikan atau merasa tidak sehat.

Sikap selanjutnya adalah responsif, dengan cara segera bertindak setelah mengetahui penyebab anak tidak selera makan. Ibu, juga bisa membuat suasana makan yang menyenangkan,misal makan bersama. Tips untuk Ibu, jangan memaksa anak untuk makan dengan cepat dan menghabiskan porsi makan yang ibu berikan. Karena bisa membuat anak sedih, stres dan tertekan sehingga anak tidak suka dengan ritual makan sehari-hari. “Anak yang terbiasa makan dengan suasana yang menyenangkan sangat sedikit yang mengalami gangguan pencernaan. Dan anak yang makan tanpa tekanan memiliki tingkat kecerdasan lebih baik,” kata Rini, M, Si.

Sumber: http://family.fimela.com/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Alamat

Alamat kantor:
PT.MDS Jl.Hos Cokroaminoto Tegalrejo TR III No. 435 A YOGYAKARTA

Alamat Rumah:
Grogol RT.02/RW.04 no. 482, Bakalan Krapyak ,Kudus,JATENG ,59332


HP/WA : 085640972390
BB : 759CAE65

litaalifah@yahoo.com

Facebook




Tentang Saya


Saya adalah Book Advisor Mizan Dian Semesta


Tugas saya adalah menyebarkan info buku-buku untuk anak-anak. di samping anaknya gemar membaca, tapi juga belajar tentang agama sejak dini.


Produk yang saya infokan seperti buku Halo Balita, Nabiku Idolaku, Ensiklopedi Bocah Muslim, I Love My Alquran dan Buku Busa, semua produk bernuansa islami.


Selain menjual buku, saya juga mengajak ibu/bapak yang ingin bergabung menjadi Book Advisor Mizan Dian Semesta seperti saya. Bisa menjadi peluang usaha keluarga